KARAWANG – Curhatan seorang warga yang mengeluhkan layanan di Samsat Cabang Rengasdengklok, Karawang viral di media sosial.
Dalam unggahan di media sosial Facebook itu, warga tersebut mengaku terkejut saat diharuskan membayar denda pajak kendaraan bermotor melebihi nominal yang tertera dalam aplikasi Sapawarga Samsat Jabar.
Baca juga: Warga 20 Tahun Tergusur Jalan tapi Masih Kena Pajak, Pemkab Karawang Minta Bukti Data
Berikut curhatan warga dengan akun Facebook Julianty Azka:
“Tolong lolosin min, pagi tadi pergi ke Samsat Rengasdengklok mau bayar pajak motor yang nunggak 4 tahun. Antri pun dilakonin.
Pas tahu berapa yang dibayar dibuat kaget. Ternyata harus ada uang Rp 2 juta lebih. Cek di aplikasi cuma habis Rp 557 ribu dan
pegawai samsat nya bilang di aplikasi sama bayar langsung beda.
Dan kata pegawainya pun kalau pun bayar di Karawang cuma dikurangin Rp 150 ribu
doang. Karena saya orangnya penasaran, capek pun saya lakonin. Pergi lah ke Karawang, dan dicek cuma habis Rp 557 ribu. Berhubung ke Samsat Karawang siang, alhasil kehabisan kuota dan suruh balik lagi besok.
Coba dong oknum pegawai Samsat Rengasdengklok perbaiki kerjanya, nanti ada yang ngelaporin berabe. Dari Bapak gubernur digratiskan, ini seenaknya nindas rakyat kecil yang mau bayar pajak”

Unggahan tersebut belakangan sudah tidak bisa diakses karena dihapus pemilik akun.
Tanggapan Samsat Karawang
Ketua Tim Penerimaan dan Penagihan Samsat Karawang, Ahmad Solihat, menegaskan jika kabar viral tersebut keliru.
Baca juga: Cerita Tiga Ibu Berkawan dengan Sampah di Pesisir Karawang: Lautnya Terjaga, Rupiahnya Terkumpul
Pasalnya, berdasarkan tindaklanjut secara internal, diketahui bahwa keterangan warga tersebut merupakan hasil komunikasi dengan seorang calo. Bukan dengan pegawai resmi secara langsung.
“Sempet ke loket 3 (Samsat Karawang), dia bilangnya ‘Pak saya dimintain sama calo’, gitu dia lapor tadi ke sini juga. Jadi waktu itu bukan ke loket, diminta sama calo terus penasaran makanya kesini nanyain.”
“Berati kan bukan ke pegawai, bukan siapa-siapa, itu oknum di luar. Tadi dia ke Samsat juga datanya gak ada, dia ngegerutu hungkul terus pulang lagi. Makanya pegawai yang disebutin itu pegawai yang mana? Kalau pegawai itu di dalem, seragam resmi,” jelasnya.
Agar kejadian serupa tidak terulang, dia mengingatkan agar wajib pajak langsung melakukan pembayaran hanya melalui loket resmi Samsat Karawang.
“Pokoknya langsung ke loket, tidak melalui siapa-siapapun. Kalau (dugaan pungli) di loket baru boleh adukan,” tandasnya. (*)