Beranda Headline Kisah 18 Tahun Pengabdian Guru Honorer di Karawang: Ingin Mengubah Nasib Jadi...

Kisah 18 Tahun Pengabdian Guru Honorer di Karawang: Ingin Mengubah Nasib Jadi PPPK Jelang Pensiun

Guru honorer pensiun di karawang
Idawatu Siron (57), salah seorang guru honorer PAI di Kabupaten Karawang tak lama lagi akan memasuki masa pensiun.

KARAWANG – Idawatu Siron (57), salah seorang guru honorer PAI di Kabupaten Karawang tak lama lagi akan memasuki masa pensiun. Pengabdiannya sebagai guru lebih dari 18 tahun.

Menjelang masa pensiun, hanya satu keinginan Ida yang tak pernah padam. Dia berharap mendapat kesempatan diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh Pemkab Karawang.

Alasannya, dia kerap merasa sedih jika ada guru baru lulus PPPK, sedangkan dirinya masih bertahan dengan status honorer di usia tua.

Baca juga: Sekda Acep Klaim Sudah Ajukan Mundur dari PNS, BKPSDM Karawang Membantah: Belum Ada

“Tantangannya itu ketika guru baru pada lulus PPPK jadi sedih dan ciut karena saya udah tua masih honor,” ungkap Ida kepada tvberita.co.id, Selasa, 11 Juni 2024.

Baginya, pengabdian mengajar anak-anak merupakan prioritas utama, dan mesti didasari keikhlasan. Namun begitu, dia hanya ingin di masa pensiunnya bisa diakui negara alias berstatus sebagai pegawai negeri.

Guru honorer pensiun di karawang
Suasana keseharian Ida saat mengajar di kelas.

“Saya berharap sekali di usia yang sudah tua ini lolos jadi guru PPPK, pengen sekali ngerasain gajian pake slip gaji,” tuturnya.

Baca juga: Dosen-Mahasiswa Unsika buat Keripik Tempe Basiah dari Biji Trembesi, Diharap Jadi Oleh-oleh Khas Karawang

Ida menuturkan, selama 18 tahun menjadi guru honorer banyak tantangan dilalui. Dia pertama kali mengajar di SDN Telarsari 2 Kecamatan Jatisari pada awal tahun 2006.

Kala itu, menempuh jarak 1 sampai 2 Kilometer di tengah jalan becek-berlumpur menuju sekolah, baginya hal biasa. “Dulu jalannya jelek, sedih kalo musim hujan dari rumah pake jas hujan, nyampe sekolah basah kuyup,” tambah Ida.

Di awal Ida mengajar, upah yang diterimanya hanya sebesar Rp 10.000 – 50.000 saja dalam sebulan. Hingga kini di tahun 2024, gajinya berada di angka Rp 700.000 perbulan.

“Baju (seragam) sama, jam kerja sama, tapi nominal bulanannya berbeda (antara guru honorer dan bukan),” katanya.

Sementara ini, Ida mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari hasil bekerja sebagai guru, dan melakukan pekerjaan sampingan lain seperti menjual buras dan martabak telor.

Baca juga: Pemkab Karawang Siapkan Anggaran Rp 1 M buat Garap 7 Taman Baru, di Mana Saja?

Ida juga bersyukur karena dirinya terpilih menjadi guru honorer yang mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah sebesar Rp1.000.000 setiap 3 bulan sekali.

“Saya dapat karena masa kerjanya sudah 15 ke atas,” terang Ida.

Meskipun begitu ia berharap, semua guru honorer khususnya bidang PAI di Karawang bisa terangkat semua menjadi PPPK. “Mohon kepada yang berwenang dari Pemerintah Daerah dan Pusat untuk mengangkat semua guru honorer (PAI) Karawang,” tandasnya. (*)