Beranda Headline Kisah Asep yang Rela Tak Berlebaran Demi Jaga Perlintasan Kereta di Karawang

Kisah Asep yang Rela Tak Berlebaran Demi Jaga Perlintasan Kereta di Karawang

Penjaga palang pintu kereta api karawang
Penjaga palang pintu KA mengatur lalu lintas di perlintasan rel. Foto: ilustrasi/istimewa

KARAWANG – Menjelang Lebaran, sibuknya lalu lintas di jalur perlintasan rel kereta api (KA) Tuparev, Karawang tak pernah padam.

Saban hari para pengendara berlalu lalang melintasi rel kereta dengan rasa aman. Pun ketika kereta akan melintas, mereka akan terjaga dari risiko celaka karena terhalang palang yang membentang.

Di balik riuhnya lalu lalang pengendara itu, terdapat satu orang yang tetap awas memastikan mereka tetap aman saat melintas. Sosok itu adalah Asep Hidayat Nurmansyah, sang penjaga palang perlintasan kereta api.

Tidak ada libur lebaran

Kepada tvberita, Asep menerangkan, dalam sehari ia bekerja selama 8 jam sebagai petugas buka tutup palang di perlintasan kereta api Tuparev Karawang.

Baca juga: Nasib Pemudik Tertinggal Travel di Karawang: Sempat Cemas, Akhirnya Diantar Petugas BPBD

Petugas di pos tersebut, kata dia, hanya ada 4 orang saja. Namun keempatnya, hanya bisa menikmati waktu libur sebanyak 2 hari dalam seminggu.

“Ada 4 petugas, kerjanya dibagi 3 shift. Setiap hari 1 orang yang jaga di pos bergantian, lalu 1 orang libur. Kita lebaran gak ada libur karena jadwal liburnya beda,” ungkapnya, Sabtu, 29 Maret 2025.

Penjaga pintu perlintasan kereta api karawang
Asep Hidayat Nurmansyah, penjaga palang perlintasan kereta api Tuparev, Karawang.

Asep sendiri sudah menggeluti profesi ini sejak tahun 2014. Tidak mendapat waktu libur panjang, sudah menjadi resiko baginya selama kurang lebih 10 tahun.

Ia sendiri tentu ingin merasakan libur lebaran seperti orang-orang. Namun bagi Asep, tugas yang ia emban tak kalah penting karena bersinggungan langsung dengan keselamatan masyarakat.

Baca juga: Hindari Jalan Rusak, Pemudik di Karawang Jatuh dan Nyaris Terlindas Mobil Box

“Sudah dari 2014, dulu di Kemayoran Jakarta, sekarang di Tuparev. Tugasnya ngamanin perjalanan kereta api. Kalau palang pintu gak ketutup, bisa berdampak fatal,” katanya.

“Kebetulan saya gak mudik, saya punya istri dan 2 anak, semuanya orang Cikampek. Pas hari h lebaran nanti saya kerja shift siang, meski gak libur tetap bisa shalat ied,” tambahnya.

Konsentrasi penuh selama 8 jam

Selama 8 jam berjaga, lanjut Asep, petugas palang kereta api harus mengerahkan seluruh konsentrasinya meski hanya berdiam di dalam pos kecil. Sebab setiap hari, kereta api terus melintas dengan jangka waktu yang berdekatan.

“Di Karawang 5 menit sekali. Kalau musim libur lebaran gini kereta yang lewat 60 kereta dalam sehari. Kalau hari biasa 50 kereta sehari, jadi gak boleh ngantuk sama sekali, jarang sempet juga makan minum,” ungkapnya.

Baca juga: Berkas Lengkap, Adi Kurniawan Tarigan Siap Maju Jadi Calon Ketua PWI Purwakarta

Meskipun begitu, Asep bersyukur bisa menjadi bagian dari unsur yang memberikan kontribusi pada kondusifitas lalu lintas.

Kepada pekerja yang tak berkesempatan libur seperti dirinya Asep berpesan, untuk tetap semangat dan menjaga kesehatan.

“Tetap semangat di saat orang lain cuti lebaran, kita masih cari cuan. Sekarang juga alhamdulilah meski kerja 8 jam, saya tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar,” tandasnya. (*)