
KARAWANG – Tanggal 5 juni diperingati sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Momentum itu untuk mengingatkan agar umat manusia senantiasa menjaga keseimbangan alam dengan tak merusak lingkungan.
Salah satu hal terkecil dalam menjaga lingkungan, ialah tak membuang sampah sembarangan.
Aktivis pendidikan Siti Marini menyebut, di tengah momentum hari lingkungan hidup, dirinya selalu dihantui keprihatinan akan kondisi sampah yang kian lama tak terkendali.
Karenanya, peraih perempuan berjasa dari Gubernur Jawa Barat dan Oase Kim ini selalu fokus dalam memberikan pendidikan dan pembentukan karakter peduli lingkungan kepada anak sejak dini.
Melalui pengelolaan sampah yang dilakukannya di sekolah Paud Al-Firdaus di Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang sejak tahun 2017, diharapkan tercipta generasi yang lebih peduli lingkungan terutama kepada sampah.
Baca juga: Maknai Hari Lingkungan Hidup dengan Perbaiki Kualitas Air
“Pendidikan sejak dini tersebut dibuat melalui program bank sampah sekolah, di mana orangtua dan murid berperan aktif dalam pengelolaan sampah dari sumbernya yaitu dilingkungan rumah.
Dari hasil menabung sampah ini orangtua bisa membayar pengeluaran sekolah seperti membeli seragam dan kebutuhan lainnya,” papar Siti dalam keterangan yang diterima, Senin 5 Juni 2023.
Mulok pengelolaan sampah minim dukungan
Siti menuturkan, beberapa tahun yang lalu kurikulum pengelolaan sampah ini bahkan sudah disahkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Bupati Karawang sebagai kurikulum muatan lokal (mulok) pengelolaan sampah untuk Paud Karawang.
Diharapkan dengan adanya kurikulum mulok ini akan banyak lagi sekolah di Karawang yang fokus pada pembentukan karakter peduli lingkungan terutama pada sampah.
Baca juga: Proyek Sodetan di Area Bendungan Barugbug Bikin Aktivis Lingkungan Khawatir
Sayangnya sampai saat ini dalam aplikasinya, kurikulum tersebut masih kurang mendapat dukungan dan perhatian berbagai pihak.