KARAWANG – Selain persoalan hama tikus, lahan pertanian atau sawah di Karawang, Jawa Barat juga mengalami masalah serius lainnya, yaitu kekeringan.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang mencatat, ada 310 hektare sawah yang saat ini mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
Kemudian ada 1.539 hektare sawah (yang sudah ditanam) terancam mengalami kekeringan juga.
“Hasil survei petugas POPT kekeringan merata di 30 Kecamatan. Cuman ini ranah lahan yang udah ditanam, yang baru tandur atau yang belum tanam berbeda lagi datanya,” ujar Dadan Danny, Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Ia memaparkan, meskipun terbilang merata di 30 Kecamatan, kekeringan tidak terjadi pada semua lahan pertanaman yang ada di Karawang. Tentu masih ada lahan-lahan yang tidak terdampak.
Rinciannya, kecamatan yang paling terdampak adalah Telagasari 80 hektare, Pakisjaya 78 hektare dan Rawamerta 40 hektare.
“Meskipun begitu tidak semuanya kekeringan, misal di Rawamerta ada 14 desa, nah yang terdampak itu cuman 2 desa, Panyingkiran dan Sukamerta,” paparnya.
Dadan menjelaskan, faktor yang menyebabkan terjadinya kekeringan adalah cuaca panas (ekstrem) kemudian penyumbatan.
Adapun penanggulangannya, yang harus dilakukan adalah pembersihan saluran tersier, normalisasi saluran, serta pompanisasi.
“Faktor kebanyakan penyumbatan, jadi yang dibutuhkan pembersihan saluran. Banyak sampah maupun tanaman seperti eceng gondok, atau bangunan liar di bantaran sungai (seperti di Batujaya dan Tirtajaya) itu juga mempengaruhi,” pungkasnya. (*)