TVBERITA.CO.ID – Sebuah kota di Tepi Barat Palestina, Betlehem menjadi sorotan ketika perayaan Natal tiba. Kota tersebut dipercaya umat kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.
Namun, perayaan Natal tahun 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada hiasan pohon cemara, akses peziarah dari penjuru dunia pun kini ditutup.
Pada Natal tahun 2023 ini, Gereja Betlehem mengganti hiasan cemara dengan patung-patung tradisional (keluarga suci) yang diselipkan pada puing-puing serta kawat berduri.
Baca juga: Antisipasi Teror saat Natal 2023, Tim Jibom Polda Jabar Sterilisasi Gereja di Karawang
Hiasan tersebut melambangkan bentuk solidaritas terhadap masyarakat di Gaza, Palestina.
Pastor Ibrahim Faltas menyampaikan pesan perdamaian saat vigili natal Minggu (24/12) malam. Di perayaan Natal tahun ini ia mengatakan, pertumpahan darah harus dihentikan.
“Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota, ini adalah pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian. Hentikan perang, hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam,” katanya dikutip dari Reuters pada Senin, 25 Desember 2023.
Pastor Palestina, Munther Isaac juga menyampaikan, setiap Natal tiba orang-orang Kristen dimanapun berada pasti berdatangan ke Gereja dan membaca tentang Betlehem yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.
“Setiap Natal tiba, di seluruh dunia, ratusan bahkan jutaan orang Kristen pergi ke gereja, membaca tentang Betlehem, dan berpikir bahwa Betlehem adalah tempat yang ajaib, namun ini benar-benar tempat yang nyata dengan manusia, dan komunitas kristen yang menjaga tradisi lebih dari 2 ribu tahun,” dikutip dari Al-Jazeera.
Baca juga: Ramai di Media Sosial, Ternyata Ini Makna dan Sejarah Semangka Bagi Rakyat Palestina
“Yesus dilahirkan di sisi tembok kami,” lanjutnya.
Ia menuturkan, kondisi Palestina saat ini digambarkan terdapat kesamaan dengan kondisi saat kelahiran Yesus Kristus.
Kata dia, ketika Yesus lahir Palestina berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi dan saat ini Palestina pun masih berada di bawah jajahan Israel.
“Kita selalu berada di bawah kerajaan (kekuasaan), kita selalu ditelantarkan,” tuturnya. (*)