Beranda Headline Sederet Hikmah Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan Menurut Ulama NU

Sederet Hikmah Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan Menurut Ulama NU

Tradisi munggahan ramadhan
Ilustrasi tradisi munggahan jelang Ramadhan. (Istimewa)

TVBERITA.CO.ID – Dalam hitungan hari kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah. Sebelum memasuki puasa, biasanya banyak dari kita melakukan tradisi munggahan. Apa itu?

Tradisi munggahan sendiri biasanya dilakukan dengan makan-makan bersama keluarga, teman, atau kerabat dekat. Munggahan ini seolah sudah menjadi tradisi di tanah air.

Tradisi munggahan ini bertujuan untuk berbagi rezeki dan merayakan bulan suci Ramadan bersama orang terdekat.

Dilansir dari NU Online, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) PWNU Jawa Barat, KH Ahmad Dasuki, menjelaskan ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari tradisi Munggahan saat memasuki Ramadhan.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Operasi Pekat Gabungan akan Digencarkan di Karawang

Ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

“Munggahan itukan dari kata munggah atau unggah yaitu naik. Artinya, kita terutama dalam tradisi Jawa Barat ini yakni ke-Sundaan, menyimbolkan supaya kita naik level dalam rangka mendekat diri kepada Allah SWT untuk mencapai derajat taqwa,” ujarnya.

Sebagai Bentuk Syukur

Selain sebagai ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tradisi Munggahan juga juga merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

“(Tradisi munggahan) sebagai rasa syukur atas berbagai nikmat terutama nikmat kesehatan dan juga nikmat bisa umur panjang sehingga bisa bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan,” tuturnya.

Baca juga: Meriahnya Pawai Obor Menyambut Ramadhan di Karawang

Ajang silaturahmi bersama kerabat

Acara munggahan juga bisa menjadi kesempatan untuk saling bersilaturahmi bersama kerabat. Apalagi jika yang biasanya memiliki kesibukan masing-masing dan sulit untuk bertemu.

Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

“Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Momen saling memaafkan

Dengan berkumpul dan bersilaturahmi, kesempatan ini juga bisa dijadikan momen untuk saling memaafkan. Apalagi sebelum menyambut Ramadhan penting bagi kita untuk memohon maaf kepada sesama.

“Jadi ketika kumpul-kumpul makan adalah bagian dari upaya kebersamaan dalam beribadah untuk mempersiapkan diri baik secara fisik maupun secara spiritual di dalam rangka untuk nanti sebulan penuh menjalani puasa. Selain itu, bisa jadi ajang silaturahmi untuk saling maaf memaafkan,” tambah KH Ahmad Dasuki. (*)