
KARAWANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karawang melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih pilkada 2024, dikemas dalam diskusi publik bertajuk afirmasi perempuan dalam politik elektoral.
Kegiatan kali ini dihadiri oleh 150 orang peserta yang terdiri dari guru-guru perempuan, seluruh sekolah Muhammadiyah se-Karawang, Ipmawati, Irmawati dan seluruh Pengurus Cabang Nasyiatul Aisyiyah Karawang.
Ketua Pengurus Daerah Nasyiatul Aisyiyah Karawang, Nuraeni menyampaikan, kolaborasinya dengan KPU melalui kegiatan ini, ditujukan untuk meningkatkan partisipasi politik perempuan khususnya menjelang Pilkada 2024 mendatang.
Baca juga: Robert Downey Jr. Bertransformasi dari Iron Man Menjadi Villain Doctor Doom dalam MCU
“Dialog ini menjadi pendekatan paling efektif untuk meningkatkan partisipasi perempuan,” ujarnya di Restoran Alam Ceria pada Minggu, 28 Juli 2024.
Melalui forum ini, Ketua KPU Karawang, Mari Fitriana menjelaskan, dalam ruang politik setidaknya ada 4 peran perempuan yang perlu diketahui, yakni; sebagai pemilih, peserta pemilu, penyelenggara pemilu dan terakhir sebagai (lembaga) pemerhati pemilu.
“Perempuan sebagai pemilih itu kalo lihat dari DPT Pemilu 2024 kemaren 49,96 persen, laki-laki 50,24 persen. Artinya perempuan punya hak pilih yang sama dengan laki-laki. Kemudian perempuan juga berpeluang dalam kontestasi, banyak caleg-caleg perempuan. Sebagai penyelenggara juga sama berpeluang, tapi yang terakhir jarang sekali ada aktifis perempuan yang mengisi sebagai lembaga pemerhati pemilu,” jelasnya.
Baca juga: Baru Ditinggal Tidur 30 Menit, 4 Motor Mahasiswa KKN di Karawang Raib Digondol Maling
Menurutnya, Kabupaten Karawang sudah tidak terlalu patriarkis dalam menempatkan perempuan. Hal ini bisa dilihat dari daftar calon tetap (DCT) legislatif di Karawang, dari 690 caleg, 255 diantaranya adalah perempuan.
“Artinya ada 36 persen sekian perempuan, berarti partai sudah memfasilitasi. Jadi sebenarnya di Karawang itu sudah tidak terlalu kuat budaya patriarkinya,” tambah Mari.