Beranda Headline Sejarah Masjid Agung: Simbol Syiar Islam di Karawang Sejak Abad ke-14

Sejarah Masjid Agung: Simbol Syiar Islam di Karawang Sejak Abad ke-14

Sejarah masjid agung karawang
Masjid Agung Karawang disebut-sebut sebagai masjid tertua di Pulau Jawa.

KARAWANG – Berikut sejarah Masjid Agung Karawang atau Masjid Agung Syekh Quro yang terletak di Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Konon masjid ini dipercaya sebagai masjid tertua di pulau Jawa.

Masjid Agung Syekh Quro dibangun pada abad ke-14 atau tahun 1418 masehi.

Masjid ini didirikan oleh ulama sohor bernama Syekh Quro, atau yang bernama lengkap Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik. Juga ada dua ulama yang terlibat dalam pendiriannya, yaitu Syekh Abdurrahman dan Syekh Mualana Idhofi.

Syekh Quro diketahui merupakan ulama penyebar agama Islam pertama di Karawang.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Karawang, Acep Jamhuri menuturkan, Masjid Agung dibangun dekat dengan Pelabuhan Sundapura Pajajaran Karawang, persis di antara pertemuan sungai Citarum dan Sungai Cibeet.

Baca juga: Jalur Mudik Sepeda Motor di Karawang Mulai Ditambal Sulam

Kini lokasi bekas pelabuhan itu dikenal dengan nama Kampung Poponcol, Jebug dan Bunut.

“Kalau dihitung usianya sudah 606 tahun dan menjadikan sebagai masjid tertua di Jawa Barat, bahkan kami yakin sebagai salah satu yang tertua di pulau Jawa,” klaim dia, Jumat (22/3).

“Masjid ini dibangun pada 1418 masehi, sedangkan Masjid Agung Cirebon 1475 masehi dan Masjid Agung Demak 1479,” sebut Acep.

Simbol syiar islam pertama di Karawang
Sejarah masjid agung karawang
Sejarah Masjid Agung tidak lepas dari pusat penyebaran agama Islam di Karawang.

Mulanya, kata dia, Masjid Agung Karawang hanya sebuah pondok pesantren yang dinamai Pesantren Quro. Luasnya kurang lebih sekitar 9 x 9 meter.

Pesantren ini menjadi saksi bagaimana Islam berkembang di tengah masyarakat Karawang. Khususnya bagi mereka para pendatang di pelabuhan Sundapura Pajajaran yang memutuskan mualaf.

Baca juga: Sepenggal Kisah Tukang Cilok di Karawang Dirikan Pesantren, Kini Punya 80 Santri

“Dulu sejarahnya untuk tempat belajar syari’at islam, seperti pondok pesantren, majelis ta’lim, khususnya buat belajar baca tulis Alquran bagi para mualaf,” katanya.

Konon, masjid ini pun menjadi tempat pernikahan antara Prabu Siliwangi (Raja Sunda Pajajaran) dengan Nyai Mas Subanglarang (anak santri Syekh Quro).