Beranda Regional Siasat Warga Desa Mayangan Subang Lolos dari Ancaman Abrasi

Siasat Warga Desa Mayangan Subang Lolos dari Ancaman Abrasi

Abrasi desa mayangan subang
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) hadir di tengah masyarakat Desa Mayangan. PHE ONWJ menawarkan alat pemecah ombak (APO) berbahan ban bekas sebagai media pencegah abrasi.

SUBANG – Ratusan hektare lahan di bibir Pantai Pondok Bali, Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang ditelan laut. Abrasi yang terjadi sejak 2002 ini membuat garis pantai bergeser sampai 1,5 kilometer.

Detailnya, 119 hektare lahan Perhutani dan 11 hektare lahan milik masyarakat berubah jadi lautan. Desa di pesisir Utara Jawa Barat itu hampir hilang.

Namun, 300 kepala keluarga di Desa Mayangan memilih tidak menyerah.

Ketua Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) Mayangan, Agus Supriatna menuturkan abrasi di Mayangan sudah tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah daerah saja. Perlu intervensi pemerintah pusat karena penanganan abrasi butuh biaya besar.

Baca juga: Kapolres Subang Minta Warga Tak Sebar Isu Liar soal Kasus Bocah Hilang

“Kami sudah dilingkari oleh lautan. Memang ada perhatian dari pemerintah, tapi perhatian khusus belum ada. Karena anggaran provinsi dan daerah sudah tidak mampu menangani abrasi. Hanya (anggaran dari) pemerintah pusat yang bisa,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/5/2023).

Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kelautan dan perikanan Jawa Barat, Hermansyah. Ia bilang, abrasi adalah persoalan di Jawa Barat. Hampir sepanjang pesisir Jawa Barat dari Utara sampai Selatan berada dalam ancaman abrasi.

“Dari Muaragembong di Bekasi sampai di ujung di Cirebon, persoalannya sama. Abrasi ini harus kita sikapi bersama,” kata Hermansyah di aula Desa Mayangan.

Ia juga mengakui, akan sangat sulit bila mengharapkan penanganan abrasi dari pemerintah. Karena proses penganggaran memakan waktu lama. Maka dari itu pihaknya berharap pihak ketiga bisa mengambil langkah dalam mengintervensi penyelesaian isu lingkungan.

“Yang terpenting jangan melihat dari berapa besar CSR-nya. Tapi memang bagaimana mengubah mindset masyarakat. Mudah-mudahan bisa memberikan dampak yang positif,” katanya.

Sesuai harapan pemerintah, Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) hadir di tengah masyarakat Desa Mayangan. PHE ONWJ menawarkan alat pemecah ombak (APO) berbahan ban bekas sebagai media pencegah abrasi. APO ban bekas ini selain efektif menahan hantaman ombak yang mengikis bibir pantai, juga berbiaya murah karena terbuat dari ban bekas, dan mudah dipasang.