Beranda Karawang Survei BEM Unsika: Banyak Mahasiswa Kecewa UKT Mahal tapi Fasilitas Tak Memadai

Survei BEM Unsika: Banyak Mahasiswa Kecewa UKT Mahal tapi Fasilitas Tak Memadai

Ukt mahasiswa unsika
Sejumlah mahasiswa menggelar aksi Rapat Rakyat dalam rangka memprotes tingginya biaya UKT yang tak sebanding dengan fasilitas memadai.

KARAWANG – Lebih dari 100 mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) disebut kecewa dengan fasilitas yang tak memadai di lingkungan kampus.

Hal itu karena tingginya uang kuliah tunggal (UKT) di Unaika tak sebanding dengan sejumlah fasilitas tak layak dan sejubel persoalan di lingkungan kampus.

Presiden Mahasiswa BEM Unsika, Reynaldi Firmansyah mengatakan, persoalan di Unsika terhitung banyak sekali. Bahkan ada persoalan berulang yang terjadi setiap tahun contohnya seperti masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Baca juga: Warga Karawang Kesulitan Masuk Unsika, Rektor Diminta Melek Sejarah

“Unsika ini seperti tutup mata kepada mahasiswanya, padahal Unsika dibangun untuk mahasiswa. Tetapi banyak sekali persoalan yang dialami mahasiswa Unsika, khususnya persoalan UKT yang selalu menjadi sorotan disetiap tahunnya,” kata Reynaldi ditemui di lapangan kampus dalam kegiatan yang dikemas Rapat Rakyat Unsika pada Senin, 10 Juli 2023.

Ia mengungkapkan, pihak BEM Unsika telah melakukan survei dan hasilnya ditemukan lebih dari 100 mahasiswa menganggap tingginya pembayaran UKT tidak sesuai dengan fasilitas tersedia.

“BEM se-Unsika telah melakukan survei, terdapat lebih dari seratus mahasiswa Unsika menganggap UKT di Unsika itu tidak sesuai dengan fasilitas perkuliahan dan praktikum yang disediakan,” ungkapnya.

Baca juga: Robot Ciptaan Mahasiswa Unsika Siap Unjuk Gigi di Kontes Robot Indonesia 2023

Selain persoalan UKT dengan fasilitas yang dianggap kurang sesuai, para mahasiswa juga mengeluhkan perilaku dosen yang dianggap mengajar sesuka hati.

Hal ini mereka nilai karena dirasa banyak dosen yang mengubah jadwal sesuka hati, bahkan mereka juga sering mendapati dosen yang absen mengajar.

“UKT mahal, fasilitas gak memadai, dosen ogah-ogahan ngajar, bahkan gonta-ganti jadwal sesuka hati. Semoga cuman ada di Unsika,” ujarnya.

“Unsika sudah rusak, banyak persoalan yang perlu diselesaikan. Keadilan harus ditegakkan, mahasiswa harus bergerak,” pungkasnya. (*)