Beranda Advertorial Sekolah Al Azhar Galuh Mas Karawang Tumbuhkan Generasi Beradab dan Berkualitas

Sekolah Al Azhar Galuh Mas Karawang Tumbuhkan Generasi Beradab dan Berkualitas

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID– Selama ini kita mengetahui ada dua tujuan pendidikan di sekolah yang ingin kita capai sebagai orangtua. Pertama, tentunya orangtua ingin kelak putera puteri mereka memiliki masa depan cerah. Gambaran masa depan yang dibayangkan umumnya adalah kemandirian finansial atau sukses mencapai cita-cita serta penghidupan yang layak dan stabil.

Untuk mencapainya tentunya diperlukan keunggulan kompetitif pada putera puteri kita hingga memiliki daya saing ditengah masyarakat. Apalagi di era Industry 4.0 saat ini dimana kualifikasi sumber daya manusia ditentukan oleh pemahaman dan penguasaan teknologi berbasis digital serta memiliki kemampuan bilingual yang menjadi salah satu konsekuensi persaingan global, membuat orangtua berupaya semaksimal mungkin agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan dan menyediakan fasilitas yang dirasa bisa memenuhi tuntutan jaman.

Sedangkan tujuan kedua pendidikan sekolah bagi sebagian orangtua adalah menginginkan putera puteri mereka tetap mempertahankan identitas dan nilai-nilai budaya yang selama ini ditanamkan turun temurun didalam keluarga. Orangtua ingin putera puteri mereka memiliki kepribadian yang sejalan dengan norma keluarga, dengan kata lain meski pola pikir modern namun gaya hidup dan perilaku tetap beradab.

Tujuan kedua ini lebih kepada pembentukan karakter yang diharapkan dapat terbentuk melalui program-program yang diajarkan di sekolah. Orangtua berharap sekolah dapat lebih mendalam dalam menanamkan nilai-nilai adab bahkan orangtua mengganggap pembentukan karakter akan lebih efektif apabila dilakukan oleh pihak sekolah. Apalagi karena kesibukan orangtua, waktu orangtua untuk mendidik anak kian terbatas, sehingga orangtua memandang pendidikan adab harus dilakukan berkesinambungan dan intensif di sekolah.

Pilihan orangtua untuk mewujudkan tujuan kedua pendidikan ini sangat dipengaruhi oleh pola pikir orangtua akan pendidikan adab. Ada orangtua yang merasa pendidikan adab cukup dengan pembelajaran moral yang bersifat umum karena pada akhirnya ketika anak pulang sekolah, pendidikan adab yang sebenarnya dapat diajarkan dirumah oleh kedua orangtua. Namun ada pula orangtua yang memandang pendidikan tentang adab hanya akan efektif apabila dilakukan melalui pendidikan agama, sehingga orangtua murid mempercayakan pendidikan pada sekolah Islam yang memiliki metoda pengajaran berlandaskan Islam

Lantas sekarang pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan generasi beradab dan berkualitas itu? Apakah sejalan dengan harapan orangtua akan tujuan pendidikan sekolah?

Berdasarkan definisi umum yang diambil dari KBBI, generasi beradab berarti generasi yang sudah berada dalam tingkatan yang sudah maju baik lahir maupun batinnya yang ditunjukkan melalui sopan santun, cara berbicara dan bersikap terhadap orang lain.

Di dalam Islam, makna beradab tidak terbatas pada pada tata krama terhadap orangtua,guru atau sesama manusia lainnya. Dikutip dari tulisan Dr Adian Husaini pada Jurnal Islamia Republika yang mengutip pernyataan KH Hasyim Ashari, bahwa adab bukanlah sekedar sopan santun dan gaya berbicara namun juga sebagai salah satu syarat tegaknya keimanan, kesyariatan dan ketauhidan. Karena adab didalam Islam meliputi juga adab yang bersifat transendental atau adab kepada Allah SWT, adab dalam memahami,menjalani dan menerapkan syariat Islam dalam tujuannya untuk beribadah, dimana kesemuanya itu merupakan perwujudan keimanan seorang muslim. Bahkan adab terhadap Rasul dan Al Quran merupakan bagian yang dapat menggambarkan tingkat keimanan seseorang didalam Islam.

Pendidikan adab (at-ta’dib) ini sangat lekat dengan pendidikan Islam. Dimana at-ta’dib merupakan salah satu pembentuk konsep dasar pendidikan Islam yang konsisten diajarkan sejak jaman Rasulullah (Darul Arqom) hingga saat ini.

Perbedaan besar pada konsep pendidikan Islam adalah ada pada tujuan pendidikan itu sendiri. Didalam Islam, tujuan pendidikan ditempatkan kembali pada hakikat diciptakannya manusia, yakni sebagai mukallaf atau khalifah dimuka bumi yang harus senantiasa bertauhid kepada Allah SWT dalam menjalankan tugasnya dimuka bumi.Ini berarti manusia haruslah memiliki keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi dalam menetapkan tujuan pendidikan.