
KARAWANG – Atlet sambo putri Indonesia, Desiana Syahfitri, menunjukkan perjuangan luar biasa dalam Kejuaraan Asia Sambo 2025 yang digelar di Uzbekistan pada 11–18 April 2025. Meski berangkat seorang diri tanpa pelatih maupun ofisial, Desi — sapaan akrabnya — berhasil menyumbangkan medali perak untuk Merah Putih.
Tampil di kelas 54 kilogram putri, Desi mengalahkan Kabraikyzy Kuralay dari Kazakhstan di babak awal. Namun, langkahnya harus terhenti di partai final usai dikalahkan atlet tuan rumah, Gulservar Urakova.
“Biasanya saya tampil didampingi pelatih, tapi kali ini saya harus berangkat sendiri karena keterbatasan biaya. Tapi saya tidak ragu. Saya tetap ingin berjuang demi prestasi dan tiket ke Kejuaraan Dunia Sambo 2025 di Turkmenistan,” ujar Desi dalam keterangannya, Rabu (23/4).
Baca juga: Aktivis Sesalkan DLH Karawang Lewatkan Peringatan Hari Bumi 2025: Efisiensi Jangan Jadi Alasan
Mahasiswi Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Karawang ini telah menekuni dunia olahraga sejak kelas 3 SD, dimulai dari cabang judo.
Lewat olahraga, Desi bukan hanya meraih prestasi, tetapi juga mampu membiayai pendidikan, membeli rumah, dan membantu ibunya yang bekerja sebagai petugas katering.
“Ibu saya hanya kerja di katering. Jadi saya berjuang lewat olahraga agar bisa membantu keluarga. Bonus SEA Games Filipina 2019 saya pakai untuk kuliah dan beli rumah. Saya ingin terus berprestasi,” tuturnya.

Tanpa pelatih Indonesia yang mendampingi, Desi mengandalkan bantuan pelatih asal Singapura dan Filipina yang sudah dikenalnya. Pelatih pribadinya, Arnold Silalahi, telah lebih dulu berkoordinasi dengan mereka untuk membantu Desi selama kejuaraan.
Baca juga: Sopir Truk Cegah Tabrakan Beruntun di Cipularang, Truk Terguling Bermuatan 30 Ton
“Saya minta bantuan pelatih dari Singapura dan Filipina. Untungnya saya kenal, dan pelatih saya, Pak Arnold, sudah menghubungi mereka,” kata Desi.
Di sisi lain, Desi pun berharap ada perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat atas prestasi yang telah diraihnya.
“Saya berharap Bupati Karawang dan juga pemerintah pusat bisa memberi perhatian. Saya sudah menyelesaikan D3 dan sedang lanjut ke S-1. Saya ingin jadi ASN dan terus membanggakan Indonesia,” tutupnya.
Terpisah, Arnold Silalahi, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa tidak ikut mendampingi Desi bertolak ke Uzbekistan karena keterbatasan anggaran.
Baca juga: Top! Tak Hanya Dayung, Atlet Judo dan Sambo Karawang juga Borong Medali Emas di PON 2024
“Iya kalau pembiayaan sih dari saya semua. Cuma karena saya gak sanggup kalau berangkat berdua, jadi saya harus rela melepas Desi berangkat sendiri. Tapi saya yakin dengan kemampuan dan mentalnya yang sudah teruji,” jelas Arnold.
Dia akui keterbatasan dana ini lantaran ia tak mengandalkan pemerintah atau KONI untuk mendapat dukungan pendanaan memberangkatkan para atlet.
“Gak (andalkan pemerintah). Memang ini program saya untuk menaikkan peringkat atlit di dunia. Jadi memang program dan tugas saya mencari biayanya. Jadi memang bukan program KONI. Mudah mudahan program kegiatan kedepan bisa kolaborasi pendanaannya,” tutupnya. (*)