Beranda Karawang Mengenal Kopi Eno, Kopi Robusta dari Sanggabuana yang Punya Cita Rasa Tinggi

Mengenal Kopi Eno, Kopi Robusta dari Sanggabuana yang Punya Cita Rasa Tinggi

Kopi robusta sanggabuana
Andri Kusuma, salah seorang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Karawang yang piawai meracik kopi.

KARAWANG – Andri Kusuma, salah seorang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Karawang yang piawai meracik kopi.

Berkat kecintaannya pada kopi, Andri mulai merintis usaha Kopi Eno ciptaannya sejak tahun 2020. Memang terbilang baru, tetapi Andri mengaku mempelajari semuanya secara otodidak.

“Mulai buka setelah pensiun dari angkutan bus malam, awalnya saya hanya penikmat kopi, tapi akhirnya jadi ada keinginan untuk terjun di industri kopi,” ujarnya kepada tvberita.co.id pada Sabtu, (1/7).

Baca juga: Berkat Restorative Justice, Penadah Sepeda Motor di Karawang Ini Bebas

Warga Telukjambe, Karawang ini menuturkan, otodidak yang dimaksud adalah mempelajari ilmu industri kopi dari mesin pencarian seperti google, youtube dan jurnal mahasiswa.

“Bisa dibilang semuanya belajar dari internet, gak pernah ikut sekolah atau pelatihan sama sekali sebelumnya,” tuturnya.

Uniknya, barang-barang yang ia punya tidak seperti para pegiat kopi pada umumnya.

Jika kebanyakan orang menggunakan mesin modern, ia hanya menggunakan alat-alat seadanya seperti kastrol untuk menyangrai, nyiru untuk mengayak dan penggiling obat berukuran kecil untuk menggiling biji kopi.

“Gak ada alat mahal, gak ada alat modern. Inilah kopi eno,” katanya.

Untuk bahan bakunya sendiri, Andri mengambil biji kopi robusta dari gunung Sanggabuana Karawang. Ia cukup terampil karena bisa mengolah satu jenis kopi robusta Sanggabuana menjadi 7 macam rasa.

Baca juga: Dear Calon Pengantin, Wabup Karawang Sediakan 3 Mobil Dinas untuk Menikah Nih, Gratis!

“Untuk rasa, saya main takaran. Itu nanti bisa menyerupai rasa kopi yang biasa orang-orang minum, apapun jenisnya. Saat menyangrai pun, bisa ditentukan rose, medium, dark-nya. Dari situ tingkat kepekatan akan berbeda,” jelas Andri.

Menurutnya, proses pembuatan kopi secara tradisional dan modern akan mempengaruhi keotentikan rasa. Oleh karena itu, hingga saat ini ia masih terus mempertahankan teknik tradisional.

Prosesnya sendiri dimulai dengan menyiapkan alat, menimbang biji kopi, menyangrai, mengayak, meniruskan, menyimpan kopi 2 hari, uji rasa, pembuangan oksidasi pembakaran, pembentukan rasa dan menggiling.

“Saya tidak pernah menyimpan kopi giling karena tahannya sebentar, jadi menggiling by request agar fresh untuk pembeli,” tutupnya. (*)