Beranda Regional PT Monokem Surya Dinilai Mendahului DLHK Soal Limbah Tidak Berbahaya

PT Monokem Surya Dinilai Mendahului DLHK Soal Limbah Tidak Berbahaya

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Adanya pernyataan Humas PT Monokem Surya soal limbahnya yang tidak memiliki kandungan limbah Bahan Berbahaya, dan Beracun (B3) dinilai gegabah. Hal ini dikarenakan belum ada hasil kajian resmi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Kabid Litbang) Forum Komunikasi DAS Citarum, Willy Firdaus. Selasa (26/2).

“Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Karawang belum melakukan pernyataan terbuka, tapi PT Monokem sudah menyatakan tailing pasir zircon tidak berbahaya,” kata Willy Firdaus selaku Kabid Litbang ForkadasC+ kepada Tvberita.co.id.

Walaupun PT Monokem Surya sudah mengantongi surat rekomendasi dari DLHK Karawang, tapi dianggap sepihak.

“Kita jadi bertanya-tanya, kenapa PT Monokem tergesa-gesa mengeluarkan press rilis,” tuturnya.

Dari hasil uji lab Medialab Indonesia yang diterima ForkadasC+ dari DLHK Karawang terkait TCLP (Toxicity characteristic leaching procedure) sesuai PP 101/2014. “Pernyataan PT Monokem keliru, tailing pasir zircon PT Monokem termasuk limbah B3 kategori 2 kalau berdasarkan TCLP Medialab Indonesia” kata Willy.

Menurut Willy, tailing pasir zircon tersebut mengandung Cadmium (Cd) diatas TCLP-B yang artinya tailing tersebut tidak bebas dari B3.

“Cadmiun (Cd) dalam bentuk bubuk/serbuk sangat berbahaya jika terhirup bisa menyebabkan penyakit Pneumonitis, dan ini tailingnya dibiarkan tergunduk di wilayah yang mudah terbawa angin maka sangat berisiko,” tandasnya.

Lanjutnya, ia memberi saran kepada PT Monokem agar mematuhi peraturan yang berlaku terkait limbah B3 dan tidak perlu susah-susah mencari pembenaran atas kesalahan penimbunan di belakang pabrik dekat Sungai Citarum.

“Apalagi kandungan Beryllium (Be) dan Lead/Timbal (Pb) diatas TCLP-C, khawatir banyak pekerja PT Monokem yang terpapar penyakit kronis berilium (CBD) jika K3 di perusahaan tidak diterapkan dengan baik,“ jelasnya.

Apalagi hasil dari Bapetan, katanya, belum keluar terkait kandungan radioaktifnya.

“Jadi alangkah baiknya PT Monokem memperbaiki apa yang belum baik dari pada mencari pembenaran atas kesalahan,” pungkasnya. (KB)