Author by:
Profesor Madya Dr. Md. Asrul Nasid Masrom, Principal Researcher, Centre for Sustainable and Environmental Infrastructure Management Research (CSIEM) Faculty of Management, Technology and Business, UTHM
Dr. Ir. Uus Mohammad Darul Fadli, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Buana Perjuangan Karawang
TVBERITA.CO.ID – Di era pendidikan tinggi yang semakin menantang, hubungan antara dosen dan mahasiswa tidak boleh berhenti di ruang kuliah saja. Salah satu pendekatan yang efektif untuk memperkuat hubungan ini adalah melalui sistem mentor-mentee.
Program mentor-mentee tidak hanya terlihat membantu dalam pengembangan akademik dan profesional mahasiswa, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan keterlibatan alumni dengan universitas. Hubungan yang erat ini mampu memicu ekosistem pembelajaran yang lebih dinamis dan berkelanjutan.
Salah satu minat utama program mentor-mentee adalah membimbing siswa dalam perjalanan akademik dan karir mereka. Dosen yang bertindak sebagai mentor dapat memberikan bimbingan langsung kepada mentee dalam hal pembelajaran, penelitian, dan pengembangan karir.
Baca juga: Menteri ATR/BPN Bakal Terbitkan HPL Demi Kurangi Bangunan di Sempadan Sungai Jabar
Melalui hubungan yang erat ini, siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih dalam. Selain itu, hubungan erat antara mentor dan mentee dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, stres akademik, serta kecemasan tentang masa depan mereka.
Selain itu, program mentor-mentee juga dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri di kalangan mahasiswa. Menurut teori yang digunakan pada tahun 1985 yang disebut Self-Determination oleh Deci dan Ryan, individu yang memiliki dukungan dalam hal otonomi, kompetensi, dan hubungan sosial lebih termotivasi untuk mencapai kesuksesan.
Dosen yang berperan sebagai mentor dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi kekuatan dan potensinya, sehingga meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mengambil keputusan terkait akademik dan karirnya.
Studi menunjukkan bahwa siswa yang menerima bimbingan lebih, memungkinkan untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik serta lebih siap menghadapi dunia kerja setelah lulus.
Baca juga: Perempuan dan Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan, DP3A Karawang Siap Beri Perlindungan
Dalam konteks keterlibatan alumni, program mentor-mentee dapat menjadi platform yang efektif untuk menjaga hubungan jangka panjang antara universitas dan mantan mahasiswanya.
Alumni yang telah mendapat manfaat dari program ini lebih mungkin untuk kembali berkontribusi pada almamaternya dalam bentuk pengalaman, peluang kerja, atau dana beasiswa.
Dengan cara ini, universitas mampu membangun jaringan yang kuat dan berkelanjutan dengan para lulusan. Alumni juga dapat bertindak sebagai mentor bagi mahasiswa yang ada, memberikan perspektif industri serta panduan yang berguna tentang realitas dunia kerja.
Pendekatan ini tidak lagi menjadi penghalang bagi beberapa universitas ternama seperti Harvard dan Oxford yang telah mengadopsi sistem mentor-mentee yang terstruktur dengan baik, di mana alumni yang sukses terlibat sebagai mentor bagi siswa yang ada.
Melalui program ini, siswa mendapatkan paparan pengalaman dunia nyata dan peluang jaringan profesional yang lebih luas. Hal ini membuktikan bahwa hubungan mentor-mentee tidak hanya bermanfaat selama masa studi, tetapi juga berdampak jangka panjang pada pengembangan karir mahasiswa.
Bahkan, banyak perusahaan internasional yang lebih cenderung mempekerjakan lulusan dengan pengalaman mentor-mentee karena dipandang lebih dewasa dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Salah satu universitas lain yang juga berhasil menerapkan sistem mentor-mentee adalah Queensland University of Technology (QUT) di Brisbane, Australia. QUT menawarkan program mentor-mentee yang menghubungkan siswa dengan alumni dan profesional lokal dan internasional di industri masing-masing.
Program ini tidak hanya membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan akademik dan profesional tetapi juga menyediakan akses ke berbagai industri. QUT juga menggunakan platform online untuk memfasilitasi interaksi antara mentor dan mentee dan memastikan pembinaan yang lebih efektif dan terstruktur.
Universitas juga menyediakan lokakarya pelatihan dan sesi pembinaan khusus untuk meningkatkan efektivitas hubungan mentor-mentee.
Selain QUT, University of Melbourne juga menawarkan program mentor-mentee yang berfokus pada pengembangan akademik dan karir mahasiswa. Program ini menghubungkan siswa dengan alumni yang berpengalaman di bidangnya masing-masing serta profesional industri yang relevan.
Melalui sesi pelatihan rutin, mentee menerima saran berharga tentang arah akademik, pilihan karir, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia kerja.
Baca juga: Tepatkah Penerapan Carbon Footprint dalam Construction Procurement untuk tahun 2025?
University of Melbourne juga menyediakan berbagai lokakarya dan sumber daya online untuk mendukung efektivitas hubungan mentor-mentee. Selain itu, universitas menekankan pentingnya pengembangan profesional dan etika kerja bagi mentee untuk membuat mereka lebih kompetitif di pasar kerja global.
Selain itu, RMIT University di Australia juga menerapkan sistem mentor-mentee melalui program RMIT Career Mentoring. Program ini dirancang untuk menghubungkan siswa dengan mentor yang terdiri dari alumni dan profesional industri untuk membantu mereka membangun kepercayaan diri, mendapatkan wawasan tentang dunia kerja, dan memperluas jaringan profesional.
RMIT menekankan pentingnya hubungan dua arah dalam bimbingan, di mana mentee didorong untuk aktif dalam menetapkan tujuan pembelajaran mereka dan berinteraksi secara efektif dengan mentor.
Program ini juga mencakup pelatihan pengembangan soft skill, seperti komunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan kepemimpinan, yang sangat berguna bagi siswa dalam karir mereka.
Selain manfaat bagi mahasiswa dan alumni, program mentor-mentee juga memberikan manfaat bagi para dosen itu sendiri. Dengan membimbing mahasiswa dan alumni, dosen dapat memperluas pengalaman akademik dan profesional mereka.
Interaksi dengan generasi mahasiswa yang berbeda memungkinkan dosen untuk memahami tren terkini di dunia pendidikan dan ketenagakerjaan, sehingga meningkatkan kualitas pengajaran dan penelitian mereka.
Baca juga: Balada Oknum PNS Ikut Hakimi Curanmor di Karawang: Berawal Disuruh Rapat, Kini Berujung Bui
Dosen juga mampu membangun hubungan yang lebih dekat dengan industri dan komunitas akademik global melalui keterlibatan aktif dalam program mentor-mentee.
Dalam dunia akademik yang semakin menekankan konsep pembelajaran seumur hidup, sistem mentor-mentee juga berperan penting dalam memastikan kesinambungan pengetahuan antar generasi.
Menurut teori klasik terkait pembelajaran sosial oleh Bandura, pembelajaran tidak hanya terjadi melalui pengalaman langsung tetapi juga melalui pengamatan dan interaksi dengan individu yang lebih berpengalaman.
Oleh karena itu, hubungan mentor-mentee dapat menjadi media terbaik untuk mentransfer pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai kepada generasi siswa berikutnya. Program ini juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk pengembangan kepemimpinan di antara siswa, membuat mereka lebih siap untuk mengambil peran penting dalam masyarakat.
Untuk memastikan efektivitas program mentor-mentee, universitas perlu memberikan pedoman yang jelas dan sistem pendukung yang kuat. Misalnya, sesi pertemuan rutin antara mentor dan mentee harus didorong, selain menyediakan platform resmi seperti portal online untuk memfasilitasi komunikasi dan pemantauan kemajuan mentee.
Baca juga: Isi MinyaKita Tak Sesuai Kemasan, Polres Sukabumi Kota Lakukan Sidak
Dengan sistem yang terorganisir dengan baik, manfaat dari program ini dapat dimaksimalkan kepada semua pihak yang terlibat. Universitas juga harus melakukan sesi refleksi dan evaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa program tetap relevan dan berdampak positif pada siswa dan mentor.
Kesimpulannya, sistem mentor-mentee di perguruan tinggi merupakan pendekatan strategis untuk meningkatkan keterlibatan dengan alumni dan mahasiswa. Program ini tidak hanya membantu siswa dalam aspek akademik dan pengembangan karir, tetapi juga menciptakan hubungan jangka panjang yang bermanfaat bagi universitas.
Dengan implementasi yang efektif, hubungan mentor-mentee dapat menjadi katalis untuk ekosistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan berkualitas serta memastikan kesinambungan pengetahuan antar generasi. Seperti kata pepatah lama, “Kalau tidak pecahkan ruyung, kapankah dapat sagunya”. Untuk universitas lokal di Malaysia, dan Indonesia bisa dimulai sebagai pembuka tirai untuk tahun 2025. (*)