TVBERITA.CO.ID – Jatuh cinta sering kali diasosiasikan dengan perasaan berbunga-bunga dan kebahagiaan yang meluap. Namun, ada anggapan menarik yang mengatakan bahwa jatuh cinta dapat membuat berat badan naik. Benarkah demikian, atau ini hanya sekadar mitos?
Pengaruh Psikologi dan Kebiasaan
Ketika jatuh cinta, tubuh melepaskan hormon bahagia seperti dopamin, serotonin, dan oksitosin. Hormon-hormon ini dapat meningkatkan rasa nyaman dan keinginan untuk menikmati momen bersama pasangan, termasuk makan bersama. Aktivitas makan yang lebih sering, terutama di restoran atau menikmati makanan manis, bisa menjadi salah satu faktor kenaikan berat badan.
Baca juga: Mengungkap Sejarah dan Tradisi Black Friday
Selain itu, rasa aman dan nyaman dalam hubungan juga dapat mengurangi tekanan untuk menjaga penampilan. Orang yang merasa diterima apa adanya cenderung lebih santai dengan pola makan, yang bisa berujung pada konsumsi kalori berlebih.
Hubungan dengan Hormon
Sebaliknya, pada fase awal jatuh cinta, beberapa orang justru mengalami penurunan berat badan. Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi hormon stres seperti kortisol, yang bisa menekan nafsu makan. Namun, seiring waktu, ketika hubungan menjadi lebih stabil, efek ini cenderung memudar.
Mitos atau Fakta?
Berdasarkan penelitian, jatuh cinta tidak langsung menyebabkan kenaikan berat badan. Faktor yang berperan adalah perubahan gaya hidup, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik. Jika pasangan lebih sering menikmati waktu bersama dengan makan, berat badan bisa naik. Namun, ini bukan efek biologis langsung dari cinta itu sendiri.
Baca juga: Mitos dan Fakta di Balik Fenomena Generasi Stroberi
Solusi Sehat
Agar hubungan tetap harmonis tanpa mengorbankan kesehatan, penting untuk menjaga gaya hidup seimbang. Cobalah untuk aktif bersama pasangan, seperti berolahraga atau mencoba aktivitas fisik baru. Dengan cara ini, kebersamaan dapat dinikmati tanpa risiko kenaikan berat badan yang tidak diinginkan. (*)