Beranda Regional Menagih Janji Bupati

Menagih Janji Bupati

CIANJUR, TVBERITA.CO.ID- Sejumlah warga Cigunungherang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, mulai merasa geram. Betapa tidak, janji Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar kepada mereka tak kunjung terealisasi.

Ya, perbaikan infrastruktur jalan kerap dijadikan iming-iming para calon bupati dan wakil bupati saat berkampanye. Bahkan soal perbaikan jalan ini selalu ditempatkan sebagai janji yang paling utama.

Sayang, janji politik memang tak selalu berbuah manis, bahkan seringkali justru berujung ingkar. Bak pepatah orang tua dulu, ketika orang mencapai kesuksesan, dia lupa dari mana dia berasal.

Korban cuap-cuap janji politik tersebut benar-benar dialami masyarakat Cianjur yang tinggal di perbatasan dengan Purwarkarta. Mereka, warga Cigunungherang, rupanya sudah menjadi korban janji politik Irvan Rivano Muchtar (IRM) yang kini telah berhasil menjabat sebagai Bupati Cianjur.

Dari informasi warga, saat kampanye ke Cigunungherang, orang yang kini menjadi nomor satu di Cianjur itu dalam kampanyenya berjanji akan memperbaiki infrastruktur jalan di wilayah tersebut, ketika dirinya berhasil menang di Pilkada Cianjur 2015 lalu.

“Bupati jangji mun menang bakal dipangwangunkeun jalan, paheutna bulan 5 taun 2017,” ujar Ina warga Kampung Talaga, Cigunungherang dengan logat Sundanya kepada Berita Cianjur, Senin (12/3/2018).

Tapi setelahnya berhasil menduduki kursi Bupati, rupanya IRM malah lupa akan janjinya. Terdorong rasa kasihan, kemarin, warga Cigunungherang pun akhirnya turun gunung mencari sosok IRM yang memang sulit ditemui, .

“Kita mah kasihan sama Pak Bupati, itu teh kan janjinya. Janji mah harus ditepati kalau tidak malah jadi dosa nantinya. Makanya kita turun ini untuk mengingatkan, caranya ya ditagih seperti ini,” kata Odih warga Cigunungherang lainnya.

Awalnya, aksi turun gunung berunjuk rasa mengingatkan sekaligus menanggih janji bupati ini, akan dilakukan warga selama tiga hari dari tanggal 12 hingga 14 Maret 2018, sesuai surat pemberitahuan aksi kepada aparat Polres Cianjur.

Hari pertama aksi, puluhan warga yang didampingi Forum Perjuangan Buruh Tani Cianjur berlangsung dengan audensi di ruang Wakil Bupati Cianjur. Sayang, saat audiensi orang nomor dua di Cianjur itu tiba-tiba batal menerima kedatangan warga.

Audensi tetap berlangsung, saat itu pemerintah diwakili Sekdis PUPR, Cepi dan Kepala Bidang (Kabid) Kewaspadaan Dini Daerah Kesbangpol Cianjur, Yus Ruslan yang didampingi KBO Polres Cianjur, AKP Dedi.

“Kenapa kita mau beraudiensi, soalnya Pak Wabup sendiri yang memberikan ruang komunikasi. Tapi sebelum warga ke sini, ngedadak bilang tidak bisa karena ada acara. Pak Wabup ini sepertinya mau main-main, atau memang mendukung kita untuk menggoyang bupati berunjukrasa turun ke jalan,” kata Hendra Malik pendamping aksi.

Audensi akhirnya berakhir tanpa titik temu. Kendati berulang kali KBO Polres mencoba menjembatani namun tak kunjung berhasil, warga tetap keukeuh ingin bertemu langsung Bupati.

“Yahh aksi tetap jadi kita lakukan. Kalau perlu, besok (hari ini,red) kita akan datangi kediaman bupati di Campaka,” tegas Hendra.

Perlu diketahui, nasib masyarakat Cianjur yang tinggal di perbatasan sangat memperihatinkan. Minimnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur bukan sekadar isapan jempol semata, sehingga wajar jika mereka merasa dianaktirikan pemerintah.

Sekadar ingin merasakan jalan layaknya di perkotaan saja begitu sulit. Ribuan pasang kaki hilir mudik menapaki jalan kerikil tajam bebatuan, menjadi santapan setiap hari yang mau tak mau harus dinikmati mereka, masyarakat Desa Cigunungherang, Kecamatan Cikalongkulon yang tinggal di perbatasan dengan Purwakarta.

Seakan mimpi yang tak mungkin terbeli, selama belasan tahun warga hanya bisa menanti sambil bertanya dalam hati, kapan infrastruktur jalan akan segera diperbaiki?

Berdasarkan pantuan di lapangan, kondisi jalan menuju Cigunungherang mengalai rusak berat. Khususnya, jalan perkebunan cokelat, yang selama ini menjadi satu-satunya akses jalan ribuan warga Desa Cigunungherang dan Ciramagirang ke pusat kota Cikalongkulon.

Jalan perkebunan cokelat kurang lebih sepanjang 8 km sudah seperti aliran sungai mengering. Sepanjang jalan batuan ukuran besar dan kecil tampak terhampar, jadi bantalan para pejalan kaki maupun pengguna kendaraan roda empat dan dua.

Dibiarkan tanpa ada perbaikan, imbas buruknya kondisi ruas jalan tersebut tak hanya menghambat aktivitas, tetapi juga kegiatan perniagaan warga setempat.(KB)