Beranda Regional Potensi Wisata di Tiga Desa Butuh Pengembangan

Potensi Wisata di Tiga Desa Butuh Pengembangan

CIANJUR, TVBERITA.CO.ID- Sejumlah potensi wisata di tiga wilayah desa Kabupaten Cianjur masih membutuhkan pengembangan dan sentuhan pariwisata. Sehingga keberadaannya bisa dimanfaatkan maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi warga setempat.

Potensi wisata itu antara lain, wisata air di Desa Cidadap, Kecamatan Campaka, berupa empang seluas 3 hektar, tepatnya berlokasi di kampung Cibeureum. Kondisi alam sekitar yang masih asri ditambah jernihnya air empang yang bersumber dari tiga pegunungan, menjadi sebuah ciri khas tersendiri loaksi tersebut.

Cukup bermodalkan rakit yang terbuat dari pohon pisang dan pancingan yang terbuat dari bambu, pengunjung bisa puas menikmati keindahan alam empang Cibereum. Walau belum di tata sebagaimana layaknya objek wisata. Namun, keberadaan empang Cibeureum ini tak kalah menarik dari situ Ciburuy yang ada dikota Bandung atau tepatanya kota padalarang.

Lalu, wisata air di Desa Bobojong, Kecamatan Mande tepatnya di Kampung Jangari. Saat ini kebradaannya memang sudah cukup dikenal para wisatawan. Sayangnya, keterbatasan lahan parkir menjadi persoalan yang cukup krusial, terlebih jika lokasi itu akan digenjot untuk dimaksimalkan menjadi pundi-pundi pendapatan desa setempat.

Selain itu pembenahan ataupun penambahan fasilitas untuk para pengunjung, seperti toilet ataupun tata letak fasilitas pendukung lainnya dilokasi perlu dilakukan sehingga kemyamanan pengunjung bisa terjamin.

Tak jauh berbeda dengan salah satu lokasi wisata di Cikalongkulon. Keberadaan makam keramat Raden Aria Puspa Manggala di Kampung Pangkalan, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikalongkulon berpotensi menjadi salah satu tempat wisata religi. Terlebih, lokasinya tak jauh dari makam Raden Aria Wiratanu Datar (Dalem Cikundul) yang memang sudah lebih dulu menjadi tujuan wisata peziarah dari berbagai daerah.

Sayang kondisi makam terlihat kurang terurus dan kumuh, karena posisinya berada di tengah pemukiman warga setempat yang menyewa di lahan milik desa. Padahal para pejiarah yang mengunjungi lokasi cukup banyak, karena memiliki mitos yang cukup kuat.

Salah seorang budayawan Cianjur, Beben menilai, pembenahan ataupun pengembangan terhadap kawasan yang berpotensi menjadi wisata unggulan memang perlu dilakukan, tapi tentunya harus dilakukan dengan baik dan tidak asal-asalan.

“Harus mengedepankan estetika, keindahan ataupun layak tidaknya penempatan untuk ornamen tambahan di sekitar lokasi. Jangan sekadar luncuran proyek semata, tapi harus dibarengi dengan sentuhan rasa seni, sehingga bisa dinikmati para pengunjung,”ujar Beben.

Menurutnya, perlu keseriusan pemerintah daerah ataupun desa setempat untuk memajukan lokasi-loaksi itu. Artinya, selain pembenahan terhadap lokasi, disiapkan juga sumber potensi lainnya yang bisa menjadi pendukung wisata itu.

“Produk unggulan kerjainan, ataupun ciri khas budaya masyarakat setempat juga perlu menjadi sasaran untuk dikembangkan. Sehingga daya jual wisatanya bias meningkat,”tandasnya. (KB)