Beranda Regional 5 Miliar untuk Beasiswa Pemda, Forum PKBM Minta Kuota 20 Persen

5 Miliar untuk Beasiswa Pemda, Forum PKBM Minta Kuota 20 Persen

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Ketua Forum PKBM Karawang, Heru Saleh meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang untuk menyisihkan 20 persen kuota beasiswa kepada para peserta didik yang menempuh pendidikan Paket C.

Permintaan ini diungkapkan menyusul kabar pemberian beasiswa Rp 5 Miliar oleh Pemkab kepada 100 pelajar yang bersekolah di SMA-SMK, meski secara teknis, Heru sendiri belum mengetahui peruntukan beasiswa tersebut.

“Saya masih belum paham beasiswa itu apakah untuk siswa berprestasi yang miskin, atau memang pelajar yang memiliki keahlian akademik maupun non akademik. Saya apresiasi terhadap program tersebut. Namun, sepertinya tidak menyentuh siswa paket maupun lulusanya. Kalau ada kesempatan, kami ingin berkoordinasi lebih lanjut, agar kuota Rp 5 MilIar untuk 100 pelajar tersebut, bisa diberikan kuota 20 persennya kepada siswa Paket C yang inginkan kuliah di kampus tujuan,” ungkap Heru saat diwawancarai, Kamis (17/10) siang.

Heru memaparkan, jika 20 persen beasiswa yang diminta dari program tersebut bisa terealisasi, berarti setiap PKBM akan memperoleh hak sama, yaitu bisa memberikan biaya kepada satu atau dua siswa paket tiap lembaga PKBM se-Kabupaten Karawang. Ia berharap bisa menjadi perhatian serius Pemkab, soal pengadaan beasiswa ini lebih menyentuh ke lembaga non formal seperti PKBM ini.

“Ya kita harapkan PKBM dapat kuota saja dulu, kita juga kan lembaga pendidikan, yang memiliki hak sama mendapat beasiswa. Selama ini kan Pemkab Karawang selalu menggemborkan beasiswa untuk anak-anak Karawang berprestasi, bisa berlanjut sekolah bahkan menikmati bangku perkuliahan,” ucapnya.

Salah satu siswa Paket C kelas XII PKBM Asolahiyah Cilamaya Kulon, Supriyati, mengatakan, duduk di bangku kuliah menjadi mimpi yang ia cita citakan setelah lulus sekolah kelak. Namun, ia merasa pesimis karena ketiadaan biaya di tengah keterbatasan ekonomi keluarga.

Suryati mengaku iri jika beasiswa miliaran itu hanya diberikan oleh siswa dari pendidikan formal atas dasar prestasi saja, sementara dirinya yang sekolah di lembaga non formal tidak diperhatikan sama sekali.

“Kalau ada beasiswa jelas kita ingin kuliah, kita kan sama dengan lulusan pada umumnya, tapi kenapa tidak ada kuota buat lulusan paket?” tanya Supriyati.

Menurutnya, kalau ada kesempatan baginya bisa berkuliah dari beasiswa Pemkab tersebut, tentu hal itu tidak akan disia-siakannya. Walau di tengah keterbatasan ekonomi, beasiswa itu bisa menjawab harapannya melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Ia janji, akan fokus berkuliah pada bidangnya, mengkaji dan bisa membuktikan prestasi akademik saat kuliah. (nji/fzy)